Senin, 01 November 2021

Filosofis Air Dalam Prespektif Teologis

  
                Gambar: Kali Meijurgana
Filosofis air
Air merupakan Bagian sangat penting dalam kehidupan Setiap makhluk di muka bumi. Tanpa air sepertinya tidak ada kehidupan, karena Semua makhluk hidup dan tumbuhan Di muka bumi ini membutuhkan air untuk bisa hidup. Seseorang bisa Minum tanpa makan makanan Apapun, tetapi Seseorang akan sulit Apabila makan makanan Tanpa minum air sedikit Pun. Lebih gampangnya, bayangkan saja Betapa reportnya jika Suatu saat air Tidak bisa mengalir Sama sekali. Lalu tidak tersedia bahan makanan beberapa waktu. (Manusia biasa hidup tanpa makanan. Namun, tidak bisa hidup tanpa air). 

Thales filsuf pertama Yunani yang hidup kira-kira tahun 624-548 sebelum Masehi  berpendapat bahwa; "air adalah prinsip dasar (Yunani: arche) segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar segala-galanya yang ada di alam semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan". 

Argumentasi Thales terhadap pandangannya tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang. Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Ini harus dimengerti dalam kaitannya bahwa semuanya berasal dari air. Bumi dapat dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.

Thales merasa takjub melihat kemegahan serta keperkasaan air laut yang sewaktu-waktu menggulung, berarak, menghantam pantai menghanyutkan serta melalap apa saja yang merintanginya. Pendek kata, air memusnahkan dan menghidupkan. Di sini dihapuskan dan dihancurkannya segala yang hidup. Namun, bibit buah maupun kayu-kayuan dihanyutkan dan di antarnya ke tanah lain. Bibit dan buah-buah itu tumbuh di sana menjadi tanaman hidup. Demikianlah “air” menyebarkan bibit ke seluruh segala yang ada, juga yang akan penjuru dunia. Berarti, air menghidupi mengakhiri kehidupan. Tidak secara langsung pemikiran Thales terangkat dari cerita "Air bah" dalam kejadian 6.
Air laut menyebarkan bibit ke seluruh dunia yang kemudian menjadi dasar penghidupan. Air yang tiada berkeputusan itu dilihatnya dalam pelayaran. Hati Thales sangat terkesan sehingga memengaruhi jalan pikiran dan pandangan tentang alam. Semua itu air katanya.

Bagaimana dengan prespektif Teologis? 
Alkitab menjelaskan kepada kita bahwa Yesus menyebut diri-Nya sebagai air hidup. Ini menegaskan bahwa air yang ada di dunia ini memang menjadi kebutuhan utama makhluk secara khusus manusia. Tetapi air yang ada di dunia ini tidak bisa memuaskan dahaga manusia. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menegaskan demikian: “Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi”  Yohanes 4:13. Air yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup secara khusus manusia terbatas gunanya. Air itu hanya bersifat temporal atau sementara. Air itu hanya bisa memenuhi kebutuhan daging manusia.Kalau demikian, maka ada air yang lain yang sesungguhnya sangat dibutuhkan oleh manusia. 

Apakah kebutuhan esensi itu? Kebutuhan manusia sebagai makhluk rohani. Yang manusia butuhkan ialah Pribadi Yesus Kristus sebagai sumber air kehidupan yang memuaskan dahaganya. 
Tuhan Yesus sendiri mengatakan demikian bahwa "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!"
Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus lagi untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang teru-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” Yohanes 4:14.
Rujukan untuk Air Hidup dalam Wahyu 21:6 muncul dalam konteks Yerusalem Baru dan berbunyi:
"Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan." Wahyu 22:1 kemudian menyatakan: "Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu."
Kesimpulan
            secara filosofis berdasarkan pandangan Thales air merupakan prinsip dasar makhluk hidup di muka, (Yunani: arche)  terkhusus manusia air menjadi kebutuhan pokok/primer yg tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari.
            Secara Teologis Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Yesus Kristuslah yang merupakan sumber air hidup yang mampu memuaskan kehausan dalam jiwa (Rohani) manusia dan mengantarkan manusia kepada hidup yang kekal.

"Kehadiran Kristus sang  sumber air hidup di dalam hati Anda akan menyejukkan dan menyegarkan jiwa serta Roh anda setiap waktu". 


Makassar, 02 November 2021
Penulis: Ferius Feliks Iba
Sumber Catatan: 
Dedi MahArdi, filosofi air Jangan Biarkan jiwa Kering Dalam Raga Yang Basah, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2020).
https://biografi-tokoh ternama.blogspot.co.id/2021/11/biografi-thales-fil

Senin, 11 Oktober 2021

Proses Mendaki Anak Tangga Untuk Meraih Keberhasilan.

Mendaki Anak Tangga Meraih Impian.

Apa yang ada dalam pikiran kita, ketika ketika Kita mendaki anak tangga?

Anak tangga mengajarkan kepada kita bahwa, kehidupan ini terus berproses melangkah ke depan untuk meraih  impian/keberhasilan yang menjadi tujuan setiap orang. 
 Mendaki tangga itu tidak mudah seperti turun tangga.  Proses mendaki anak tangga harus melalui satu per satu dengan berhati-hati,  berfokus ke depan dan jangan menengok ke kiri atau kanan. 
Pelajaran dari proses perjalanan hidup umat Israel.
Tanah Kanaan merupakan tanah perjanjian Allah yang menjadi tujuan dan impian hidup umat Israel pada waktu itu. Dalam perjalanan mereka mulai keluar dari perbudakan di Mesir ke tanah perjanjian itu tidak mudah, mereka butuh waktu 40 tahun untuk bisa mencapai tanah impian. Tentunya dalam perjalanan itu banyak di antara mereka yang putus asa,  memberontak, pesimisme, sinisme Dan sebagainya. Sebabnya sebagian besar mereka  mati di pandang gurun. 
Hanya Generasi Yosua dan Kaleb yang memasuki tanah Kanaan dengan mentaati perintah Allah, Yosua 1:1-9.
Yosua 1:8c ".... sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." 
Allah ingin bangsa Israel berjuang dan meraih kemenangan/keberhasilan yang telah Allah berikan kepada mereka sebelum mendapatkan tanah Kanaan. Allah memberikan kepercayaan kepada Yosua, (salah satu dari dua belas pengintai yang dikirim oleh Musa untuk masuk ke tanah Kanaan) selanjutnya akan memimpin bangsa Israel mamasuki Kanaan.

REFLEKSI: 
Bagi kita, sekarang Ini kita harus berjuang dan meraih kemenangan/keberhasilan yang telah Allah berikan untuk masuk ke negeri perjanjian sorgawi. Allah menjadikan kita sebagai pemenang dan memberikan tempat bagi kita di surga (Roma 8:37; Wahyu 3:21). 

Bagaimana kita dapat meraih kemenangan/Keberhasilan? 
1. Tetaplah melangkah dalam Janji Tuhan. Sebab setiap langkah atau pijakan kaki sesorang disertai Tuhan.  orang berhasil tidak pernah berhenti untuk melangkah maju ke depan (Yosua 1:3). 
2. Jangan Menyimpan ke kiri atau kanan. Untuk meraih impian, keberhasilan, dan  kemenangan yang Tuhan siapkan. (Ayat 7).
3.  Membangun perkataan yang positif. Lidah menggemakan hal-hal yang positif/benar menghasilkan kehidupan, sebaliknya lidah yang memperkarakan hal-hal yang buruk menghasilkan kematian. (Amsal 18:21).

Kita adalah umat pemenang, berjuanglah untuk meraih kemenangan dan keberhasilan yang telah Allah berikan..Amin 

Makassar, 11 Oktober 2021
Penulis: Ferius Feliks Iba
Sumber: Ayat-ayat Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Lembaga Alkitab Indonesia LAI, 2004.


Minggu, 10 Oktober 2021

RUANG Hidup Yang Redup




Gambar 1: wisata alam Bantimurung, Sulawesi Selatan.
  
HIDUP MANUSIA DENGAN ALAM
Sentuh aku dengan hatimu maka akan kuberikan keindahan bagimu; memiliki makna yang mendalam bagi semua insan untuk menjaga dan melestarikan alam seperti dirinya sendiri. Alam membutuhkan manusia untuk dilestarikan, manusia membutuhkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (alam tanpa manusia sepi, manusia tanpa alam mati). Saling interaksi yang positif dapat memberikan keuntungan dalam kehidupan bersama.  manjaga dan melesetraikan alam merupakan wujud ketaatan manusia kepada Allah sebagai sumber pencipta alam semesta. dalam konsep (Eco-Teologi,  Kejadian 2). Tapi, Realita sekarang sebaliknya, kebobrokan manusia adanya pengrusakan,  eksploitasi lingkungan/alam besar-besaran dimana-mana hal ini telihat telah terjadi  di beberpa pulau di Indonesia sepaerti  kalimantan, Maluku dan Papua.  hal ini sesungguhnya membuka mata serta memberikan kesadaran bagi kita semuanya sebagai masyarakat adat, tetapi juga sebagai umat Tuhan yg sadar akan perintah sang pencipta alam semesta, pentingnya menjaga alam/lingkungan hidup kita. dan tidak boleh membuka diri terhadap perusahan atau industrialisai yang hanya mencari kepentingan pribadi masuk untuk merusak alam/lingkungan hidup. 
kata filusuf Prancis Jean Jacque Rousseau. "Semua dalam keadaan baik pada waktu datang dari tangan Sang Pencipta, tetapi semua menjadi rusak/buruk di tangan manusia."

Gambar 2: Kerusakan Ekologis di pulau Kalimantan.
Tidak jarang kebutuhan akan makanan dan kekayaan itu mendorong kaum Borjuis, dan kaum kapitalis  untuk mengambil tindakan yang mengancam lingkungan hidup. Apakah segala hutan, padang rumput, binatang liar perlu dikorbankan demi kehidupan manusia? itu dikorbankan?
Kalau begitu, apakah yang terjadi sesudah semuanya Pertanyaan semacam itu mendorong orang untuk berpikir lebih jauh tentang hubungan timbal balik antara semua unsur lingkungan alam. Tatkala pertumbuhan jumlah penduduk agak seimbang secara nisbi dengan sumber alam, orang cenderung tidak memperhatikan dirinya sebagai anggota seluruh mata rantai kehidupan. Alhasil negeri-negeri Dunia Pertama menebang pohon, membajak padang rumput, mengotori sungai, danau dan laut, mencemarkan udara dengan pembakaran bahan bakar fosil batubara, bensin dan disel, seakan-akan dunia alam itu dapat diperkosa sewenang-wenang tanpa mengancam kerusakannya. Sesudah bertindak tidak bertanggung jawab selama bertahun-tahun, sebagian dari warga dan pemerintah negeri tersebut semakin sadar akan kesalahan praktek buruk itu. Gejala pertama yang menunjukkan perubahan pemikiran itu diambil tatkala pemerintah Amerika Serikat mendirikan taman nasional pertama pada tahun 1872: Sejak itu pendirian dan pemeliharaan taman nasional seperti itu diteruskan di negara-negara lain. Tetapi kebanyakan taman nasional terancam oleh pelbagai macam pencemaran dan ancaman yang timbul dari tekanan penduduk. Masalah pencemaran lingkungan hidup ini tidak mengenal batas-batas negara, tetapi masalah yang paling kritis terjadi di negara-negara yang mempunyai hutan hujan. Penebangan banyak pohon hutan hujan demi perkayuan, pertanian dan bahan bakar cenderung mengubah iklim dunia secara drastis, memunahkan binatang liar dan tanaman; sebagian dari antara yang terakhir ini belum sempat dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.

#Refleksi Diri Tentang Hidup Alam

Bantimurung Makassar, 09 Oktober 2021.


Ferius Feliks Iba 

Langkah-langkah persiapan Berani Menikah Mengakhiri masa Lajang

Ada beberapa langkah persiapan menjalani pernikahan kristen.  1. Doa dan Pertimbangan: Berdoa dan merenungkan apakah Anda siap u...