Jumat, 27 Oktober 2023

Langkah-langkah persiapan Berani Menikah Mengakhiri masa Lajang



Ada beberapa langkah persiapan menjalani pernikahan kristen. 

1. Doa dan Pertimbangan: Berdoa dan merenungkan apakah Anda siap untuk mengakhiri masa lajang dan melangkah ke dalam pernikahan Kristen yang benar. Ini melibatkan pemahaman mendalam akan ajaran Kristen dan komitmen Anda untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai tersebut dalam pernikahan.

2. Persiapan Pranikah: Mendiskusikan dan merencanakan persiapan pernikahan Kristen yang mencakup pertemuan dengan pendeta, kelas pranikah, dan konseling pranikah jika diperlukan. Ini membantu memahami dan mempersiapkan diri untuk pernikahan Kristen.

3. Memahami Makna Pernikahan Kristen: Penting untuk memahami makna pernikahan Kristen, termasuk komitmen kepada Tuhan, saling mengasihi, mendukung, dan memahami satu sama lain dalam perjalanan rohani bersama.

4. Komitmen Terhadap Kesetiaan: Kesetiaan dalam pernikahan Kristen adalah nilai utama. Memastikan bahwa Anda dan pasangan Anda berkomitmen untuk setia satu sama lain dan menjalani pernikahan dengan integritas Kristen.

5. Hidup Menurut Ajaran Kristen: Menerapkan ajaran-ajaran Kristen dalam kehidupan sehari-hari pernikahan, seperti doa bersama, beribadah bersama, dan melayani bersama dalam komunitas Kristen.

6. Mendorong Pertumbuhan Rohani: Mendorong pertumbuhan rohani bersama dengan pasangan Anda, membaca Alkitab bersama, berdoa bersama, dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan iman Kristen.

7. Mendukung Orang Lain: Pernikahan Kristen yang benar juga mencakup kewajiban untuk mendukung dan melayani orang lain dalam komunitas Kristen, seperti melalui pelayanan gereja dan perbuatan baik bagi masyarakat lingkungan sekitar.

Pernikahan Kristen yang benar adalah tentang menjalani pernikahan dengan iman, cinta, dan kesetiaan yang diperintahkan oleh ajaran Kristus, dengan komitmen untuk saling mendukung dalam perjalanan rohani bersama memuliakan nama TUHAN.

Sabtu, 05 November 2022

MOTIVASI ANAK KAMPUNG DIREMEHKAN


         Potret: Belajar/Diskusi Bersama.

Nasip sebagai anak dari kampung pedalaman, biasanya diremehkan oleh teman-teman sekolah yang dilahirkan dan dibesarkan di kota atau teman-teman dari suku lainnya. Entah Dengan sikap atau mengutarakan kata-kata yang tidak menyenangkan hati. 

"Ah, kamu mana bisa melakukannya, anak kampungan tidak jelas berbicara bahasa Indonesia" ucap seseorang dengan nada merendahkan. "Kamu pasti nggak bisa," mungkin itu kata teman sekolah mu atau yang diluar sekolah. 

Kita pasti pernah mendengar kata semacam itu hinggap di telinga kita. Entah benar serupa seperti itu atau yang semisalnya. Orang-orang dengan entengnya melontarkan kata-kata seperti itu, tanpa tahu bagaimana rasanya perasaan kita. Ah, memang mereka mungkin tak peduli. Kalaupun itu tak sengaja rasanya pasti akan tetap sama. Menyebalkan.

Diremehkan oleh orang lain memang tidak menyenangkan. Tapi, tersenyumlah, jangan terburu-buru marah.

Aku pernah merasakan begitu loh,.. bagaimana rasanya diremehkan. Ya memang tidak enak, tetapi saat kamu diremehkan, jadikanlah kata-kata itu sebagai pelecutmu untuk maju.

kamu ingin menunjukkan Bukan sepenuhnya pada mereka kalau kamu bisa, tetapi lebih pada jadikanlah hal itu sebagai penambah semangatmu untuk mewujudkan apa yang kamu ingin di capai dimasa depan mu. Karenanya semangatmu yang mungkin sebelumnya hanya biasa saja, bisa melejit karena hal itu.

Di sisi lain juga jangan hanya niatkan dalam hatimu semata-mata ingin membuktikan kalau kamu bisa mewujudkan hal itu, tetapi karena kamu benar-benar ingin meraih hal itu dari dalam hatimu bukan karena seseorang atau lainnya. Jangan sampai lupa jika setiap perkara atau hal yang tak kamu niatkan karena-Nya bisa membawamu jatuh pada kecewa.

Jadi apa-apa yang dipandang sebelah mata dari dirimu, jadikanlah itu penambah semangatmu untuk terus melesat maju lebih jauh. Tak perlu menyimpan dendam, tak perlu juga kesal, cukup lakukanlah yang terbaik sebisamu. Percayalah segala cita-cita mu akan tercapai karena-Nya.

Ada saatnya nanti di waktu yang entah kapan kamu akan memetik buah atas segala perjuanganmu selama ini. Orang-orang tak akan pernah berhenti merendahkan, meremehkan, dan juga memandangmu dengan sebelah mata. Tak perlu marah-marah, kesal, dan menghabiskan banyak tenaga untuk meladeninya. Tugasmu adalah tetap lakukan yang terbaik sebisamu dibalut dengan doa, sementara hasilnya biar TUHAN yang menentukan. 

"Ini Cerita Motivasi Untuk mu Anak Kampung". 
Semangat..! Anak kampung pasti Bisa..!
TUHAN YESUS MEMBERKATI 🙏
#FFI


Rabu, 02 November 2022

TERIMAKASIH UNTUK AKU

Untuk aku yang selama ini telah membersamai untuk terus berjuang, terima kasih. Terima kasih karena masih di sini dan tak beranjak meninggalkan meski sering kali sikapku keras kepala dan seenaknya saja.

Untuk aku yang selama ini tetap tabah, terima kasih. Sering kali sikapku kasar, membiarkan kecewa tinggal lama-lama, dan sedih yang kadang kubiarkan tak mau beralih.

Untuk aku yang masih mau bersabar, terima kasih. Menjadi aku dan terus bertahan pasti tak mudah. Jangan pergi ya, jangan berhenti dulu, ayo kita berjalan beriringan dan saling menguatkan.

Untuk aku yang tetap berusaha tersenyum, terima kasih ya. Terima kasih telah kuat dan berusaha tak peduli dengan orang lain yang berusaha menjatuhkan. Semoga semakin hari, kita semakin kompak dan tak saling menyalahkan.
Untuk aku yang berupaya bertumbuh dan menjadi lebih baik, terima kasih. Terima kasih karena tak menyerah dan tetap berusaha berjalan meski harus tertatih. Terima kasih telah mau membaik bersamasama.

Katakan pada dirimu, "Untukku yang telah berjuang untuk memahami, terima kasih. Terima kasih banyak."
TUHAN YESUS MEMBERKATI 🙏

Terimakasih juga untuk kamu yang baca.
#FFI 

Selasa, 01 November 2022

Persinggahan Dalam Perjalanan Hidup

        Potret: Perjalanan Anak Kampung 

Dalam perjalanan hidup kita tak boleh berhenti sana-sini. Kecuali jika memang perlu. Seperti beristirahat sebentar, menarik napas sejenak atau makan bekal makanan  yang dibawa dalam perjalanan.

Banyak berhenti hanya akan membuat kita menghabiskan waktu, melenakan fokus kita, dan bisa jadi membuat kita lupa tujuan awal langkah kita. Dalam perjalanan pasti banyak bertemu dengan orang-orang memang menyenangkan, tetapi tak selalunya mereka membawa kebaikan. Maka, adakalanya kamu akan mendapati dirimu tersesat jalan atau terlupa tujuan.

Pilah-pilahlah mana yang baik. Mereka yang bisa membantumu dalam mengarungi jalan kehidupan dan siap menemani melewati suka dan duka selama perjalanan.

Dalam perjalanan ini akan ada waktu di mana musibah menimpamu. Kelaparan, hujan dll. Tapi, bagaimanapun itu, semua pasti akan mampu kamu lewati. Memang mungkin tak bawa makanan untuk makan atau payung untuk menutupi diri dari hujan, tetapi kamu bisa mencari solusinya jika kamu berusaha.

Perjalanan ini akan begitu panjang dan melelahkan. Jangan sampai kamu salah dalam memilih tempat persinggahan. Atau, kamu akan terjebak dan tak bisa melanjutkan perjalanan.

Jika jalan yang kamu pilih ternyata tak menjadi jawaban atas pilihanmu di masa lalu, jangan ragu untuk berbelok arah, dan terus melanjutkan langkah. Selalu ada pilihan dan kamu tetap bisa berjuang. Selama pendar semangat dan niat dalam hatimu masih menyala, akan selalu ada jalan lain yang terbuka untuk bisa kamu coba lalui.

Ambillah langkah baru jika jalannya buntu. Jangan diambil, jika jalan itu masih bisa kamu perjuangkan. Pikirkanlah matang-matang sebelum berbelok haluan. Kita selalu bisa memilih, tetapi setiap pilihan selalu menyimpan konsekuensi yang mesti kita hadapi.

Saat satu jalan tertutup, jalan yang lain akan terbuka. Begitupun hidup. Jangan hanya terpaku pada satu  jalan saja. Bukalah jalan baru dan melangkahlah!  Jangan hanya menunggu kesempatan tetapi melangkahlah untuk membuka dan menjemput kesempatan itu.

Catatan: perjalanan Anak Kampung .
#FFI


Sabtu, 29 Oktober 2022

"Jembatan Kehidupan"

 

Apa yang Anda pikirkan bila melihat sebuah jembatan darurat? Di beberapa daerah di negeri kita masih banyak jembatan superminimalis berupa balok kayu buah atau bambu yang dirangkai dengan tali disertai pegangan yang juga terbuat dari tali digantung sejajar di pinggir" dan atasnya. Banyak orang menyeberang di atas jembatan-jembatan ke kampung sebelah setiap ia melewati untuk menghindari banjir deras. Mereka tidak punya pilihan lain sebab itu satu-satunya sarana untuk berhubungan dengan kampung lain.

Melalui pengalaman para pengguna jembatan gantung, kita mengetahui bahwa kunci keberhasilan menyeberang dengan selamat adalah berpegangan kuat-kuat pada tali penuntun sembari menjaga keseimbangan dalam setiap langkah. Biasanya, bagian pertengahan jembatan adalah titik di mana ayunan dan goyangan paling terasa. Namun, bila kita tetap berpegangan dan menjaga keseimbangan, kita pasti lolos dari ancaman bahaya.

Menjalani hidup di dunia terkadang mirip dengan proses menyeberang melalui jembatan gantung. Banyak orang tidak mempunyai keberanian untuk menaruh langkah pertama. Beberapa berani melangkah, tetapi setelah satu-dua langkah, mereka terjatuh karena tidak mempunyai pegangan yang kuat. Ada yang sudah berpegangan tetapi tidak memperhatikan langkah kakinya sehingga terperosok. Ada pula yang sudah sampai di tengah tetapi karena kuatnya ayunan dan goyangan, ia tidak dapat mempertahankan keseimbangan dan terjatuh.

Ada banyak ayunan dan goyangan di dalam hidup ini. Maka, kita harus memperhatikan apa yang kita pegang. Peganglah TUHAN kuat-kuat sehingga sekalipun kaki terasa goyah, kita tidak jatuh karena TUHAN menahan Kita.

Perhatikan juga keseimbangan ketika melangkah.  Jangan berat sebelah.
Demikian pula menjalani kehidupan perlu keseimbangan hidup yang seluruhnya berpusat pada TUHAN YESUS yang menjadi sumber kekuatan hidup kita.
TUHAN YESUS MEMBERKATI.

Motka Tera Meiyof.

#FFI

Selasa, 16 Agustus 2022

" WARISAN HARTA YANG BERHARGA"

  

        Gambar: Harta Kain timur Suku Arfak.

Orang-orang kaya di dunia ini selalu mewariskan kekayaan berupa harta benda kepada anak cucu mereka. Selain kekayaan, mereka juga mewariskan pengalaman. Tidak hanya itu, kiat-kiat untuk menjadi sukses pun diwariskan kepada anak cucu mereka.

Itu semua adalah warisan yang berharga, layak untuk diturunkan. Orang tua pun dapat menutup usia dengan tenang. Adapun anak cucu mereka hidup dalam kecukupan, segala sesuatunya telah disediakan. Mereka semua berbahagia.

Namun, ada lagi yang lebih membahagiakan daripada semua itu, yaitu jika anak cucu kita tidak sekadar mendapat warisan kekayaan, tetapi juga ilmu, nilai moral, integritas, serta iman. Tanpa semua itu, warisan materi yang kita berikan akan sia-sia. Semua pasti akan hilang dalam sekejap.

Orang tua yang berhikmat memberikan materi lengkap dengan nasihat dan petunjuk yang baik. Tujuannya adalah agar anak cucu mereka tidak salah dalam menggunakan kekayaan dan harta yang dipunyai. Mereka ingin memastikan anak cucu mereka dapat memanfaatkan kekayaan dengan baik dan benar.

Mereka menasihati anak cucu mereka untuk mau berbagi dengan sesama, terutama mereka yang membutuhkan. Mereka juga menasihati anak-anaknya agar senantiasa percaya dan setia kepada Tuhan. Mereka mendidik anak-anak mereka untuk takut kepada Tuhan, menaati perintah-perintah-Nya, hidup dalam kebenaran dan kejujuran, menjauhi kecurangan. Mereka pun selalu mengingatkan anak-anak mereka untuk berbuat bagi kebaikan semua orang.

Yesus pernah bersabda, "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yoh. 10:10).

Di situ Yesus menyatakan tiga hal penting. Pertama, la menggambarkan watak Iblis: sang penjahat, pencuri yang membunuh dan membinasakan. Kedua, Yesus menyampaikan bahwa kita menerima ke hidupan kekal yang merupakan sesuatu yang berdimensi rohani. Ketiga, kita memilikinya dalam segala kelimpahan. Di bagian ketiga itu, yang dimaksudkan Yesus adalah kebutuhan jasmani kita.

Adapun di bagian lain Yesus bersabda, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada" (Mat. 6:19-21).

Tuhan tidak melarang umat-Nya menjadi kaya. la justru memberikan berkat yang berlimpah, menjadikan kaya mereka yang bekerja keras, yang menghargai waktu serta mengembangkan talenta yang telah diberikan. Tuhan kita itu kaya. Dia adalah Sumber segala berkat. Jadi, kita adalah anak-anak Allah yang kaya, bukan anak-anak miskin.

Namun, lebih daripada itu, Tuhan menginginkan mereka yang telah diberkati lebih daripada orang lain agar memuliakan Tuhan dengan harta mereka. Ia mau mereka menggunakan kekayaan mereka dengan baik dan benar, bagi kemuliaan Tuhan. Ia mau mereka mendukung pekerjaan Tuhan.

Akhirnya, ada satu pernyataan yang harus kita ingat, "Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." Di situ Tuhan hendak mengingatkan kita yang telah diberkati. Meskipun kita memiliki banyak harta dan kekayaan, hendaklah pikiran kita tetap dipusatkan untuk menyembah Tuhan. Hendaklah berkat-berkat yang telah diberikan olehNya tidak mengalihkan kasih kita yang terutama kepada-Nya.

TUHAN YESUS MEMBERKATI..

Makassar, 16 Agustus 2022

#FFI

Minggu, 14 Agustus 2022

ANALOGI AKAR DAN BUAH PISANG

"Kerendahan Hati dan Ketaatan"


Ketika menikmati buah pisang, kita senang karena rasanya yang nikmat. Apalagi, kita mendapatkan segudang manfaat untuk kebutuhan tubuh kita. Namun, adakalanya kita kekenyangan dan sisanya kita buang begitu saja. Nah, ketika menikmatinya, pernahkah Saudara memikirkan dari mana asal buah pisang itu? Mungkin Saudara langsung menjawab: dibeli di pasar atau diambil di kebun sendiri.

Bukan itu yang saya maksud, Saudara. Entah dibeli entah diambil sendiri, pernahkah kita merenungkan: Dari mana buah pisang itu berasal? Seperti apa prosesnya sehingga pohon pisang itu menghasilkan buah yang akhirnya menjadi matang? Siapa yang bekerja keras menjadikannya matang? Inilah jawabannya, setiap bagian dari pohon pisang itu memunyai perannya masing-masing.

Namun, ada satu bagian pohon yang bekerja keras siang dan malam, hujan atau panas, tanpa pernah mengangkat kepala. Selamanya ia tidak pernah mengangkat muka, menunjukkan siapa dirinya. Ia tidak pernah memberi tahu orang-orang bahwa buah pisang yang nikmat itu adalah hasil kerja kerasnya siang dan malam. Ia tidak pernah menuntut dihormati, tidak pernah minta dihargai. Bahkan, ia rela bekerja di bagian yang tersembunyi, jauh dari penglihatan orang.

Ya, bagian yang saya maksud adalah akar! Akar pohon tidak pernah lelah, tidak pernah mengeluh, tidak memberontak, tidak protes, tidak membantah, tidak berdebat, tidak mengangkat muka, tidak memukul dada, dan tidak memuji diri sendiri. Ia tetap tunduk, bekerja keras mencari air dan makanan agar pohon tetap subur serta berbuah dengan baik.

Saudara-saudara, adalah tepat jika analogi tersebut ditempatkan dalam pengorbanan Yesus bagi kita.

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, la telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bakan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya di dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Flp. 2:5-11)

Meskipun setara dengan Allah, Yesus rela merendahkan diri-Nya. la mengosongkan diri dan menjadi hamba, sama seperti manusia. Ia taat. Dengan kekuatan kerendahan hati serta ketaatan, Yesus menyelamatkan umat manusia.

Sebagai orang Kristen, di mana pun kita bertugas (entah di gereja, entah di instansi pemerintahan, entah di perusahaan swasta), kita diminta untuk tidak mencari perhatian, tidak mencari pujian dari atasan. Namun, hendaklah kita menjadi seperti akar pohon, yang setia dan taat mencari makanan serta air untuk mendukung dan menopang kehidupan pohon agar bertumbuh serta berbuah. Biarlah Tuhan yang menilai kerja kita. Tuhan melihat apa yang tersembunyi.

Biarlah pekerjaan kita menjadi berkat dan memuliakan nama Tuhan. Jangan merampas kemuliaan-Nya. Muliakanlah nama Tuhan.
TUHAN YESUS MEMBERKATI..

Makassar, 14 Agustus 2022

#FFI

Langkah-langkah persiapan Berani Menikah Mengakhiri masa Lajang

Ada beberapa langkah persiapan menjalani pernikahan kristen.  1. Doa dan Pertimbangan: Berdoa dan merenungkan apakah Anda siap u...