Selasa, 16 Agustus 2022

" WARISAN HARTA YANG BERHARGA"

  

        Gambar: Harta Kain timur Suku Arfak.

Orang-orang kaya di dunia ini selalu mewariskan kekayaan berupa harta benda kepada anak cucu mereka. Selain kekayaan, mereka juga mewariskan pengalaman. Tidak hanya itu, kiat-kiat untuk menjadi sukses pun diwariskan kepada anak cucu mereka.

Itu semua adalah warisan yang berharga, layak untuk diturunkan. Orang tua pun dapat menutup usia dengan tenang. Adapun anak cucu mereka hidup dalam kecukupan, segala sesuatunya telah disediakan. Mereka semua berbahagia.

Namun, ada lagi yang lebih membahagiakan daripada semua itu, yaitu jika anak cucu kita tidak sekadar mendapat warisan kekayaan, tetapi juga ilmu, nilai moral, integritas, serta iman. Tanpa semua itu, warisan materi yang kita berikan akan sia-sia. Semua pasti akan hilang dalam sekejap.

Orang tua yang berhikmat memberikan materi lengkap dengan nasihat dan petunjuk yang baik. Tujuannya adalah agar anak cucu mereka tidak salah dalam menggunakan kekayaan dan harta yang dipunyai. Mereka ingin memastikan anak cucu mereka dapat memanfaatkan kekayaan dengan baik dan benar.

Mereka menasihati anak cucu mereka untuk mau berbagi dengan sesama, terutama mereka yang membutuhkan. Mereka juga menasihati anak-anaknya agar senantiasa percaya dan setia kepada Tuhan. Mereka mendidik anak-anak mereka untuk takut kepada Tuhan, menaati perintah-perintah-Nya, hidup dalam kebenaran dan kejujuran, menjauhi kecurangan. Mereka pun selalu mengingatkan anak-anak mereka untuk berbuat bagi kebaikan semua orang.

Yesus pernah bersabda, "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yoh. 10:10).

Di situ Yesus menyatakan tiga hal penting. Pertama, la menggambarkan watak Iblis: sang penjahat, pencuri yang membunuh dan membinasakan. Kedua, Yesus menyampaikan bahwa kita menerima ke hidupan kekal yang merupakan sesuatu yang berdimensi rohani. Ketiga, kita memilikinya dalam segala kelimpahan. Di bagian ketiga itu, yang dimaksudkan Yesus adalah kebutuhan jasmani kita.

Adapun di bagian lain Yesus bersabda, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada" (Mat. 6:19-21).

Tuhan tidak melarang umat-Nya menjadi kaya. la justru memberikan berkat yang berlimpah, menjadikan kaya mereka yang bekerja keras, yang menghargai waktu serta mengembangkan talenta yang telah diberikan. Tuhan kita itu kaya. Dia adalah Sumber segala berkat. Jadi, kita adalah anak-anak Allah yang kaya, bukan anak-anak miskin.

Namun, lebih daripada itu, Tuhan menginginkan mereka yang telah diberkati lebih daripada orang lain agar memuliakan Tuhan dengan harta mereka. Ia mau mereka menggunakan kekayaan mereka dengan baik dan benar, bagi kemuliaan Tuhan. Ia mau mereka mendukung pekerjaan Tuhan.

Akhirnya, ada satu pernyataan yang harus kita ingat, "Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." Di situ Tuhan hendak mengingatkan kita yang telah diberkati. Meskipun kita memiliki banyak harta dan kekayaan, hendaklah pikiran kita tetap dipusatkan untuk menyembah Tuhan. Hendaklah berkat-berkat yang telah diberikan olehNya tidak mengalihkan kasih kita yang terutama kepada-Nya.

TUHAN YESUS MEMBERKATI..

Makassar, 16 Agustus 2022

#FFI

Minggu, 14 Agustus 2022

ANALOGI AKAR DAN BUAH PISANG

"Kerendahan Hati dan Ketaatan"


Ketika menikmati buah pisang, kita senang karena rasanya yang nikmat. Apalagi, kita mendapatkan segudang manfaat untuk kebutuhan tubuh kita. Namun, adakalanya kita kekenyangan dan sisanya kita buang begitu saja. Nah, ketika menikmatinya, pernahkah Saudara memikirkan dari mana asal buah pisang itu? Mungkin Saudara langsung menjawab: dibeli di pasar atau diambil di kebun sendiri.

Bukan itu yang saya maksud, Saudara. Entah dibeli entah diambil sendiri, pernahkah kita merenungkan: Dari mana buah pisang itu berasal? Seperti apa prosesnya sehingga pohon pisang itu menghasilkan buah yang akhirnya menjadi matang? Siapa yang bekerja keras menjadikannya matang? Inilah jawabannya, setiap bagian dari pohon pisang itu memunyai perannya masing-masing.

Namun, ada satu bagian pohon yang bekerja keras siang dan malam, hujan atau panas, tanpa pernah mengangkat kepala. Selamanya ia tidak pernah mengangkat muka, menunjukkan siapa dirinya. Ia tidak pernah memberi tahu orang-orang bahwa buah pisang yang nikmat itu adalah hasil kerja kerasnya siang dan malam. Ia tidak pernah menuntut dihormati, tidak pernah minta dihargai. Bahkan, ia rela bekerja di bagian yang tersembunyi, jauh dari penglihatan orang.

Ya, bagian yang saya maksud adalah akar! Akar pohon tidak pernah lelah, tidak pernah mengeluh, tidak memberontak, tidak protes, tidak membantah, tidak berdebat, tidak mengangkat muka, tidak memukul dada, dan tidak memuji diri sendiri. Ia tetap tunduk, bekerja keras mencari air dan makanan agar pohon tetap subur serta berbuah dengan baik.

Saudara-saudara, adalah tepat jika analogi tersebut ditempatkan dalam pengorbanan Yesus bagi kita.

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, la telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bakan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya di dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Flp. 2:5-11)

Meskipun setara dengan Allah, Yesus rela merendahkan diri-Nya. la mengosongkan diri dan menjadi hamba, sama seperti manusia. Ia taat. Dengan kekuatan kerendahan hati serta ketaatan, Yesus menyelamatkan umat manusia.

Sebagai orang Kristen, di mana pun kita bertugas (entah di gereja, entah di instansi pemerintahan, entah di perusahaan swasta), kita diminta untuk tidak mencari perhatian, tidak mencari pujian dari atasan. Namun, hendaklah kita menjadi seperti akar pohon, yang setia dan taat mencari makanan serta air untuk mendukung dan menopang kehidupan pohon agar bertumbuh serta berbuah. Biarlah Tuhan yang menilai kerja kita. Tuhan melihat apa yang tersembunyi.

Biarlah pekerjaan kita menjadi berkat dan memuliakan nama Tuhan. Jangan merampas kemuliaan-Nya. Muliakanlah nama Tuhan.
TUHAN YESUS MEMBERKATI..

Makassar, 14 Agustus 2022

#FFI

Kamis, 11 Agustus 2022

"KISAH PENEMUAN EMAS DI TEMPAT SAMPAH"

     "HATI KITA SEPERTI EMAS"

Sepotong emas tertimbun di sebuah tempat sampah selama hampir 50 tahun. Selama itu, ribuan keluarga membuang sampah di tempat tersebut.

Pada suatu waktu, sebuah gereja membeli tanah itu untuk membangun gedung ibadah. Mereka menyewa alat berat untuk mengangkat dan memindahkan sampah. Pekerjaan itu memakan waktu tiga minggu. Akhirnya, seluruh sampah berhasil dibersihkan. Setelah semua sampah terangkat, operator alat berat menemukan potongan emas yang telah lama tertimbun. Di potongan emas itu tertulis, “Love never dies" yang berarti 'cinta atau kasih tak pernah mati'.

Kisah tersebut mengingatkan saya pada Yesus Kristus. Walaupun ia dihina, diejek, diolok-olok, diludahi, disalibkan, dan akhirnya mati serta dikuburkan. Namun, kasih Allah itu tetap hidup; cinta kasih Allah kepada kita tetap abadi. Pengampunan dari darah Yesus yang tercurah itu selamanya menjadi milik kita.

Ada pelajaran kedua yang dapat kita petik dari kisah emas itu. Sekalipun sudah tertimbun sekian puluh tahun dalam tanah, emas itu tidak berkarat dan rusak. Emas tetaplah emas. Seperti emas itu, hendaklah kebaikan dan ketulusan yang Anda miliki bertahan, tetap suci murni dalam kehidupan.

Mungkin Saudara dihina, dicaci maki, diinjak-injak, dijelekkan, dihancurkan nama baik pribadi serta keluarganya. Namun, jika Saudara dapat mempertahankan nurani yang suci dan murni, Saudara seperti emas.

Oleh sebab itu, jangan pernah hilang keyakinan atau merasa takut ketika diremehkan. Jangan pernah ragu dan bimbang. Tetaplah berdiri teguh dengan keyakinan bahwa Anda adalah unik dan khusus dari Tuhan.

Hormatilah dan berterima kasihlah kepada mereka yang menghina serta mencaci Saudara. Mereka bukan musuh, melainkan sahabat terbaik dalam kehidupan Saudara. Ingat, Tuhan Yesus telah memberikan teladan melalui pernyataan-Nya, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk. 23:34). Ampunilah mereka karena mereka tidak tahu bahwa Saudara adalah emas. Ingat: "Love never dies."

Ada satu hal yang perlu dijadikan pegangan kita bersama. Tuhan telah merelakan diri-Nya dicaci maki, diludahi, dihina, bahkan disalibkan dengan berbagai siksa yang harus ditanggung-Nya. Melalui bilur-bilurNya itulah, la menjadikan kita manusia yang bermartabat serta berharga.

Kita pun tidak perlu membela diri dengan cara kita karena kita memiliki Pembela yang adil dan berkuasa, Yesus Kristus, Mesias, Anak Allah yang hidup. Ia telah hadir ke dalam dunia untuk membela kita tanpa memandang latar belakang pendidikan, status sosial, juga suku kita.

Kita berharga di mata Allah. Kita adalah gambar dan rupa-Nya ( Kej. 1:26). Namun, kita sering melupakan kebenaran itu. Bahkan, kita sering tidak berterima kasih kepada Tuhan atas berkat dan anugerah-Nya bagi kita.

Ada teladan lain yang dapat kita tiru dari Tuhan Yesus. Ketika la diberondong dengan berbagai tuduhan palsu, la tidak menjawab satu pun. Semua dihadapi-Nya dengan diam dalam kesabaran. Jawaban-Nya. hanya dikeluarkan untuk menanggapi hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran dan keadilan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh pemazmur, "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota" (Ams. 16:32).

TUHAN YESUS MEMBERKATI...

Makassar, 11 Agustus 2022

#FFI



Rabu, 10 Agustus 2022

"KELEMAHAN MANUSIA ADALAH KEKUATAN TUHAN DALAM RENCANANYA"

"Apa yang lembah bagi dunia, dipilih Allah..." (1 Kor. 1:27b)

Buku: Kisah hidup dan pelayanan Bill dan Gracie Cutts di suku Moni, pedalaman Papua. 

Membaca buku ini saya terkagum-kagum atas karya TUHAN yang sungguh luar biasa melalui kehidupan dan pelayanan misi bapak Bill dan Gracie di suku Moni, pedalaman Papua. 

Bill adalah salah satu misionaris yang ditugaskan pelayanan di suku Moni.  orang tuanya berasal Inggris, dia dilahirkan dan dibesarkan di Amerika serikat. Kisah kelahiran seorang misionaris yang luar biasa ini sungguh mengagumkan. Kelahiran bayi Bill tidak normal seperti bayi pada umumnya,  " Ia dilahirkan tubuhnya berbelit, babak belur penuh dengan luka. Mata kanannya terlepas dan tergantung pada urat-uratnya di pipi". Tetap ia masih bernapas! Allah yang maha kuasa memiliki rencana yang luar biasa untuknya. 

Tahun demi tahun berjalan. Tubuh yang tadinya terputar itu pelan-pelan bertumbuh normal, walaupun tidak sempurna. Bagian tubuh sebelah kiri berkembang lebih cepat daripada yang kanan, seolah-olah berasal dari dua belah tubuh yang berbeda yang ditempelkan satu sama lainnya. Langkah pertama bayi Bill terjadi bukan ketika ia berusia 10 bulan, bukan satu tahun, bukan pula dua tahun, tetapi pada usia empat tahun. Homo erectus ini ternyata lebih banyak merayap di atas lantai.

Ketika Allah memilih seorang utusan Injil untuk menerobos masuk melewati daerah berbukit-bukit yang sulit ditembus di pedalaman Irian Jaya (Papua), tidak seorang pun menyangka bahwa Ia akan memilih seseorang yang bentuk tubuhnya tidak keruan untuk melakukannya. 1 Korintus 1:26-29 berkata, "... tidak banyak orang bijak . . . Tetapi apa yang bodoh bagi dunia ... dipilih Allah.. . .untuk memalukan apa yang kuat... supaya adalah Allah yang mahakuasa. Ia memutuskan untuk melakukan hal-hal yang tidak terbayangkan oleh manusia, dan la menyelesaikan pekerjaan itu dengan sempurna.

Bill menikah dengan istrinya Grace pada tahun 1947, pas usia Bill 32 tahun dan Grace 27 tahun. Dan mereka langsung di utus oleh lembaga misi C&MA ("The Christian Missonary and Alliance"), ke iryan jaya (Papua), sesuai dengan panggilan TUHAN tepatnya di suku Moni untuk selama 35 tahun.

 Awal Bill dan Grace masuk pelayanan di suku Moni dengan keadaan Bill yang secara fisik tidak normal, sekaligus menghadapi berbagai tantangan, musibah alam dapat ancaman pembunuhan dari orang asli suku Moni dll. Namun, melalui semua tantangan yang ada TUHAN ALLAH mampukan dan menggenapi rencanaNya melalui kedua hambanya bagi suku Moni. 

Hasilnya sekarang 1 suku Moni di pedalaman Papua menjadi percaya dan menerima TUHAN YESUS sebagai TUHAN dan Juru Selamat. 
Orang Moni telah memiliki terjamahan Alkitab dalam bahasa sukunya sendiri. Banyak orang Moni telah menjadi hamba TUHAN dan melayani Tuhan dan melakukan misi pekabaran Injil bagi suku lain yang belum percaya TUHAN YESUS. Bahkan banyak orang Moni yang telah sekolah menjadi pemimpin dan melayani banyak orang. 

Firman kebenaran yang telah ditaburkan oleh para misi tidak sia-sia, sesuai dengan firman Allah dalam 'Yesaya 55:11
demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Firman Allah bagaikan benih.
Lukas 13:19 "Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya."

Perenungan: Kalau TUHAN memakai hambanya Bill yang secara fisik tidak normal (cacat), untuk menjadi berkat bagi 1 suku Moni pedalaman Papua itu kiranya Menjadi pukulan bagi  kita yang secara fisik dan psikis normal/lengkap untuk lebih giat melakukan misi Allah di muka bumi bumi ini. Terkadang TUHAN memakai orang lemah untuk mempermalukan orang kuat, Orang tidak normal untuk mempermalukan orang normal, orang kelihatan bodoh untuk mempermalukan orang pintar dll.
 "Kelemahan manusia adalah kekuatan Allah".

Panggilan TUHAN dalam hidup kita tidak terletak pada siapa kita? Tetap terletak pada bagaimana hati kita yang mau mengiakan dan siap melakukan panggilanNya.

Ringkasan buku: Yang Lemah Di Tanah Moni, Kisah Pelayanan Bill dan Gracie Cutts, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2000).

Makassar, 10 Agustus 2022

#FFI 

Kamis, 16 Juni 2022

Dampak Negatif Penguna Medsos Terhadap Perilaku Remaja/Pemuda DiTinjau dari Injil Lukas 15:11-17

 Dampak Negatif Penguna Medsos Terhadap Perilaku Remaja/Pemuda DiTinjau dari Injil Lukas 15:11-17

 

Ferius Feliks Iba 


STTJ (Sekolah Tinggi Teologi Jaffray) Makassar 

Email: feriusiba280296@gmail.com


Abstrak

       Kehidupan manusaia telah masuk zaman abad 21, zaman revolusi digital 4.0. yang begitu sangat berkembang pesat, mempengegaruhui kehidupan manusia dari semua golongan usia terkhusus anak-anak pemuda remaja yang disebut (mirenial) dan tanpa hal ini tanpa kita sadari membawa damapak negatif nya mempengaruhi secara halus kehidupan anak-anak pemuda, remaja memilki perilaku hidup yang menjauh dari Tuhan. dengan demikian penulis akan menjabarkan "dampak negatif penuga medsos terhadap perilaku hidup anak-anak Tuhan pemuda remaja ditinjau dari injil Lukas 15:11-17".

Kata kunci: Penguna medsos, perilaku, remaja pemuda.


Pendahuluan

    

  

Jumat, 10 Juni 2022

Profil perjalanan hidup Ferius Feliks Iba

 Bagaimana masa awal kehidupannya di Papua? Seperti apa keluarganya? 
Riwayat Hidup
Nama : Ferius Feliks Iba
Asal : Suku Meyah, Arfak Papua.
Tempat Lahir : Iba, 28 Februari 1996 

Anak kedua dari enam bersaudara laki-lak.
1. Aplaos Apner Irum Iba
2. Ferius Feliks Iba
3. Riko Rikson Irum Iba
4. Sius Iba
5. Kornelius Iba
6. Dortheus Iba
    
Nama Ayah/Ibu : Benias Iba Mince Iba  



Kami dilahirkan dan dibesarkan di kampung Iba yang menjadi tempat tinggal asal orang tua nenek moyang kami, yang berada di pedalaman Papua antara perbatasan kabupaten Pegunungan Arfak dan kabupaten Teluk Bintuni. Kampung iba masuk kecamatan Testega, kab. Pegunungan Arfak, Propinsi Papi Barat.
Kampung Iba jaraknya sekitar 300-an km dari pusat ibu kota provinsi Papua barat (Manokwari), kabupaten Pegunungan Arfak. Dengan Akses jalan belum dijangkau dengan kendaraan roda empat dan roda dua.
Saya dibesarkan oleh kedua orang tua ku yang sederhana yang bisa dikatakan miskin yang tidak memiliki harta atau kekayaan lainnya. Hidup keseharian orang tuaku berkerja berkebun, menanam pohon buah, ubi, singkong, pisang, keladi, dan sayur-sayuran gedi, labu Siam dll yang menjadi makanan pokok kami setiap hari.
Buah Merah/Monka Singkong Pisang keladi labu siam. dll
Tempat tinggal kami di atas rumah kaki seribu yang di buat oleh orang tua kami dengan menggunakan kayu bua sebagai tiang-tiang, dan kulit kayu untuk membuat dinding-dinding serta daun atap untuk menutupinya. Lalu Tempat tidur dialas dengan kulit kayu, bantal kepala dibuat dari kayu, itulah tempat tinggal kami dari nenek moyang kami turun-temurun.
Gambar: Rumah kaki seribu yang dalam bahas meyah disebut Mod Aki Aksa. Dan pakaian adat namanya cawat/Mainii






Apakah mereka kristen? 
Kami dibesarkan di mayoritas Agama kristen orang tua kami adalah orang pertama yang menerima berita injil dari Misi Team dari Amareika yang pertama kali datang dan masuk ke suku Meyah. Pada waktu itu orang tua kami buta huruf dan tidak bisa menulis tetapi mereka diajarakan oleh Misionaris tersebut dengan cara mengahafal ayat firman Tuhan dari Alkitab dan dengan cara menghafal itu mereka bisa pergi dan menceritkan kepada keluarga, tetangga, saudara, sahabat yang lainnya sehingga semu suku Meyah mengal Kristus. Dan walaupun semua sudah jadi Kristen kenal Tuhan tapi masih banyak hidup dalam budaya, tradisi atau kepercayaan adat.
 
        Saya dibaptiskan secara baptisan anak pada tahun 2002, usia 7 tahun. Secara pemahaman dan pengenalan akan Tuhan pada waktu itu saya belum paham dan mengerti kebenaran tentang Yesus dalam hidup saya. Tapi saya ingat waktu ketika saya dibaptiskan saja. 
Saya mulasai sekolah SD di kampung Meidodga pada tahun 2004. Pada waktu kami sekolah kami tidak tahu bahakan tidak mengerti bahasa Indonesia dikarenakan seorang pengajar pun hanya satu orang dan dia juga berasal dari suku kami sendiri termasuk teman-teman di sekolah pun suku sendiri sehingga setiap hari kami sekolah pun pakai bahasa daerah bahasa Meyah daripada bahasa indonesia samapai ketika kami selesai SD pun tidak tahu bahakan tidak mengerti bahasa Indonesia hanya sedikti-sedikit sebutan kata-kata yang sebagai pengahafalan kami. Pada waktu sekolah di SD sempat Guru menyakan cita-cita kami dan pada waktu saya memiliki cita-cita mau jadi guru untuk menjagar. Setelah selesai SD pada tahun 2008 kami turun dari pedalaman Meidodga ke kota Mnaokwari untuk lanjut Sekolah SMP. Namun sekolah SMP yang kami sekolah pun berada kampung yang berdekatan dengan kota Manokwari, jaraknya 35 KM. namanya kampung nuni atau juga yang disebut Manokwari utara. Saya tinggal dengan keluaga kaka sesupu dikampung Yoom II saukorai yang jaeraknya ke sekolahan tersebut sekitar 7 km. Setiap hari kami ke sekolah dengan berjalan kaki dikarenakan kami tidak mempunyai kendaran sepeda motor. Setiap hari kami ke Sekolah pun kurang lebih msalahnya sama kurangnya tengga pengajar. Tengga pengajar tetap hanya satu orang sedangkan yang lainnya pengajar tidak tetap sehingga sering tidak masuk untuk mengajar. Dalam kelas yang kosong tidak ada pengajar biasanya kami disuruh seorang guru tetap tersebut untuk mengankat air di kamar mandi di sekolah bahkan bersih-bersih sekolah sampai jam pulang begitu setaip hari. Sehingga saya merasa kurangnya pendidikan yang baik bagi saya. Tetapi kami tetap dikasih naik kelas hingga selesai tahun 20011.
 
Selama saya sekolah jauh dari orang tua ku tetapi pesan mereka kepada saya itu yang saya pegang dan terapakan dalam hidup saya selama saya sekolah. Pesana orang tuaku kepada saya “ Feri kini saatnya kamu akan pergi sekolah di kota jauh dari kami. Kami tidak bisa lagi memperhatikan, menolong bahkan membantu kamu makan, minum disana. Tetapi tetapi percayai Tuhan sebagai penganti orang tua kami untuk memperhatikan, menolong, bahkan membantu kamu disana jadi yang:
Tetap mengandalkan Tuhan berdoa, memuji Tuhan, membaca firman Tuhan, bahkan terus ibadah setiap hari minggu.
 
        Jangan ikut pengaruh dengan orang-orang yang sudah lama tinggal di kota untuk minum minuman keras, merokok, makan pinan dan bawa perempuan.
Tetap foku sekolah rajian baca buku karena dengan buku, buku itu yang akan membawa kamu terbang kemana-mana. Dengan kata folosofi bapa berkata: “Jika kamu selalu pegang buku, buku itu adalah kertas jika kamu berdiri dan buang keatas pasti angin akan bawa terbang jatuh jauh dari tempat kamu berdiri. Tetapi jika tidak mau pegang buku terus maka yang kamu pegang adalah kampak dan parang dan jika kamu pegang kampak dan parang adalah besi yang berat jika kamu berdiri dan buang ke atas angin tidak akan bawa terbang kemana-mana, selain jatuh dan karat ditempat kamu berdiri”. Artnya jika kamu tidak terus sungguh-sungguh belajar buku maka kamu tidak kan bisa sekolah sampai pergi jauh dari tempat kelahiranmu, selain kamu kembali pegang kampak dan parang untuk bekerja, berkebun, bikin pagar dikebun dan buat ruamh kaki seribu di kampung kelahiranmu sampai tua bahkan sampai matai, tanpa kamu keluar pergi jauh ke daerah orang lain yang jauh dari kampung halamanmu.
 
Pesan dari orang tuaku ini yang selalu kupegang jadi kekuat untuk memotivasi saya untuk terus berjuang dalam berpendidikan. Selama sekolah di SMP saya belajar membantu gembala dalam pelayanan di gerja GPKAI Sion Saukori. Saya dipercayakan oleh gembala untuk mengajar Anak Sekolah bahkan membantu gembala untuk memipin ibadah pemuda, ibadah keluarga, dan ibdah hari minggu semua pelayanan tersebut dilakukan dengan menggunakan bahasa daerah yaitu Bahasa Meyah. Denagn membantu pelayanan ketika saya kelas 2 SMP suatu hari saya pernah bermimpi bahawa: Seperti ada ibadah KKR di lapanagn besar di manokwari namanya lapangan Borasi, dalam ibadah itu semua pejabata, pemimpin daerah gubernur, bupati, semua hadir dan tiba-tiba saya dipanggil oleh pemimpin acara untuk berkhotbah. Lalu saya khotabh dengan semangat didepan semua pemimpin dan masyarkat di lapangan tersebut. Dan setelah selesai khotabh semua pemimpin dan masyarakat itu berdiri lalu bertepuk tangan dan berjaba tangan dengan saya dengan mengatakan anak ini masih kecil tapi khotabhnya luar biasa menyentuh kita semua. Lalu setelah saya bangun tidur merenungkan mimpi tersebut dan keesokan hari saya menceritakan mimpiku tersebut kepada bapa Gembala bapak. Soter Iba lalu respon beliau itu mimpi merupakan petunjuk Tuhan untuk kamu kedepan jadi kalau nanti sudah selesai sekolah kamu harus kuliah di sekalah STT supaya jadi haba Tuhan. Tetapi saya sendiri tidak yakin perkataan bapak. Gembala karena saya masih mempertahankan cita-cita saya dari SD untuk ketika selesai sekolah pun saya mau melanjutkan kuliah di jurusan Guru.

SMP Negeri 20 Nuni tahun 2008-2011

Setelah selesai SMP saya mendaftar di SMK Negeri 1 Manokwari selama sekolah SMK tinggal di asrama Pelajar dan mahasiswa Testega di kota Manokwari. Ketika saya sekolah di SMK disitulah baru saya sedikit memahai dan merasakan tentang pendidikan yang baik mau pun mengerti sedikit-sedikit tentang bahasa Indonesia. Dari situlah saya dituntut untuk setaip hari banyak membaca buku, menulis bahakan belajar untuk banyak bergaul dengan teman-teman yang dari suku-suku lain di sekolah untuk melatih bahkan mengajarkan berbahasa saya indonesia. waktu Tinggal di kota Manokwari, merupakan kota yang didalamnya banyak pengaruh negatif banyak orang yang minum minuman keras, makan pinan, meroko dan bawa cewe. Tetapi yang terus saya pegang untuk menjaga dan mempagari hidup saya dari semua hal-hal tersebut adalah saya memegang pesan atau nasehat dari orang tua saya yang sudah diajarkan sebelumnya.
SMK Negeri 01 Mnaokwari 2011-2014




         Kenapa dia ke CCTSI? Panggilan Tuhan untuk saya masuk STTJKI adalah karena panggilan Tuhan melalui mimipi dalam hidup saya . Ceritanya pas saya sudah selesai ujian SMK dan dalam satu bulan menunggu dengar hasil kelulusan, Suatu hari saya denagan teman-teman saya kami kumpul di kamar saya dan kami saling memberitahukan tentang setelah kami lulu mau masuk perguruan tinggi dimana? Jurusan apa? Agar kami tahu dan saling mendoakan. Dalam pembahasan tersebut ada beberapa teman yang ingin kuliah kuliah di jakarta mengambil jurusan pemerintahan, ada yang ingin kuliah di Makasaar mengambil jurusan keperawatan, ada juga yang mau mengambil jurusan guru di kampus Muhamadya di Manokwari, dan salah satu teman saya yang bernama Yudas dia berkata saya ingin kuliah di Jayapura jurusan guru. Sedangakan saya dalam kebingunan saya tidak tahu dimana saya kuliah, dan mau mengambil jurusan apa? Tiba-tiba saya tertarik dan ingin mau ikut kuliah bersama dengan teman saya yang bernnama Yudas untuk ambil jurusan guru di kota Jayapura Propinsi Papua dan itu yang menjadi pilihan dan keputusan saya pada waktu itu dan tidak ada pilihan lain untuk kuliah di kampus lain apalagi kampus teologi (STT) sama sekali tidak pernah terpikirkan. Namun setelahitu malamnya saya tidur tapi tiba-tiba, saya mimpi dalam mimpi itu teman saya Yudas itu mengonceng saya di motorkami ikut jalan raya yang lurus sekitar 2 Km. Tiba-tiba ditengah jalan itu jalannya putus dan didepan kami puncak yang sangat tinggi. Lalu teman saya Yudas yang bawa motor menyuruh saya turun dari motor agar dia mencoba sendiri mengemudi untuk menaiki puncak tersebut selama tiga kali tetapi dia tidak berhasil mencapai diatas puncak tersebut namun, motornya turun dengan dia kembali. setelah itu saya beritahu dia turun kemudian saya mencoba mengemudi motor untuk menaiki puncak tersebut samapai tiga kali, namun sama saya pun tidak berhasil untuk mencapai pincak tersebut. lalau dalam mimpi tersebut saya berdiri dan berpikir bagaimana caranya agar motor ini bisa sampai puncak? Namun tiba-tiba ada suara yang berbicara kepada saya Feri coba kamu pegang motor itu dan angkat taru diatas puncak? Namun dalam pikiran saya apa mungkin saya bisa angkat motor yang berat ini taru diatas? Tetapi sepertinya sura tersebut sudah mengetahui pikiran saya. Lalu suara itu berkata kepada saya yang kedua kali lagi Feri janagn banyak pikir saya yang menyuruh kamu jadi coba pegang dan angkat motor itu taru di atas puncak itu. Sauara itu menyuruh saya sampai tiga kali, akhirnya saya ikuti suaranya dan mencoba pegang motor tersebut angkat, tiba-tiba saya bisa angkat dan taruh di atas puncak dan akhirnya kami bisa mencapai puncak tersebut. setelah saya bangun dari mimpi tersebut duduk dan merenungkan bagamana arti mimpi ini. Kemudian besoknya saya pergi dan menceritakan mimpi sama ini lagi keapada bapak. Gembala Soter Iba yang dulu peranh saya menceritakan mimpi pertama juga samanya. Lalu beliau mengartikan mimpi ini bahwa; motor yang kamu sama temanmu Yudas pegang itu mengambarkan Ijazah yang besok kalian bawa enatah ijazah yang kalian pegang itu pakai dafatar di kampus hanya kalian inginkan atau yang Tuhan inginkan? Tapi saya melihat mimpi itu ketika kalian akan mendaftar di kampus menurut keinginan saja dan bukan panggilan kalian pasti akan ada masalah yang akan terjadi dan kalian tidak akan berhasil mencapai tujuan pucak itu. Tetapi jika kalian ikuti kehendaknya Tuhan atau panggilan Tuhan ketika ada tantangan atau persoalan sesulit apapun Tuhan punya banyak cara untuk menolong atau mengankat kamu hingga kamu berhasil mencapi puncak itu. Jadi kamu ikuti suara yang berbicara kepada kamu dalam mimpi itu karena itu adalah suara Tuhan untuk kamu. 
 
        Apa dia merasa dipanggil? Melalui mimpi saya pertama waktu SMP dan mimpi kedua ini, dengan penjelasan bapak. Gembala Soter Iba pas dengan apa yang saya mimpi sehingga membuat saya merasa dan yakin betul bahwa saya dipanggil Tuhan untuk mengikuti panggilanNya untuk kuliah di sekolah tehologia. Dan saya berani memutuskan untuk tidak kuliah di jurusan yang saya sudah menggambil keputusan sebelumnya bersama teman Yudas untuk kuliah di Jayapura papua. Tapi saya juga tidak ingin kuliah di sekolah Theologia di STT Erikson Tritt di manokwari, karean di Manokwari banyak pengaruh negatif, minuman keras, makan pianan, merokok, dan adat-istiadat pembunuhan dan lain sebaginya. Ini yang membuat saya ingin kuliah di Sekolah STT tapi harus di luar daerah papua. Kebetulan saya juga sudah pernah dengan cerita tentang kampus STTJKI dari salah satu alumni STTJKI saudari Sakeus Iba, dari situ saya lebih lanjut mencari tahu informasi yang lebih lanjut dari dia lagi akhirnya saya mengambil komitmen dan keputusan untuk masuk ke STTJKI. 
 
        Apa kesan pertama CCTSI? Kesulitan apa yang dia alami di tahun pertamanya? Kesan pertama saya masuk STTJKI dengan latar belakang pendidikan dan bahasa saya yang sangat kurang membuat saya menjadi orang yang pendiam selama tahun pertama. Karena malu dan takut kalau salah berbicara dengan teman-teman bahkan staf/dosen bahkan ketika teman-teman maupun satf/dosen tanya pun hanya saya menjawab sedikit saja. Namun dalam semester pertama sampai semester ketiga saya betul-betul belajar penyesuaian diri dengan logat bahasa indonesia orang jawa, budaya, lingkungan, dan kehidupan orang dibudaya jawa. Tetapi dengan cara saya diam saya belajar untuk banyak melihat, memahami dan mendengar, apa yang dilakukan atau dikatakan oleh staf/dosen maupun teman-teman di kampus bahakan dengan jemaat di tempat pelayanan. Yang kedua saya takut dekat atau berbicara dengan dosen-dosen, terutama bapak. Dr. Hery Susanto ketika sebelumnya saya mendengar dari teman-teman bahwa dia adalah Doktor itu langsung membuat saya tidak dekat apalagi mau bicara dengan beliau saya sangat tidak berani. Mengapa saya takut? karena di Papua dalam pandangan masyarkat kecil bahkan termasuk saya kami menganggap bahwa orang yang gelarnya S2 adalah orang yang disegani masyarakat bahkan mereka orang yang tidak sembarang dijumpai atau menjumpai untuk berbicara dengan masyarakt kecil apalagi yang gelarnya doktor lebih sulit lagi. Istilah kata orang papua “itu Orang Besar.” Namun saya ingat pada suatu hari saya duduk menyindiri menonton teman-teman yang sedang main futsal di lapangan STTJKI. karena aku malu-malu dan belum bisa bergaul dekat dengan teman-teman bahkan staf/dosen tiba-tiba bapak Hery Susanto datang langsung mendekati saya lalu beliau bertanya mengapa kamu duduk-duduk menyindiri ayo ikut main dengan teman-teman. Setelah itu beliau menyuruh saya membuka karung leher, sama karet di tangan untuk disimpan oleh beliau. Dari situ saya mulai belajar untuk berani dekat berbicara dengan teman-teman dan staf/dosen di STTJKI baik dalam kelas bahkan di luar kelas, lebih dari satu tahun sebelumnya.
 
        Apa hal tersulit baginya? Apa dia pernah berpikir untuk menyerah? Hal tersulit yang pernah saya alami di STTJKI satu tahun pertama itu seperti yang saya sudah menceritakan di atas yaitu; karena dengan latar belakng pendidikan yang kurang baik akhirnya membuat saya kesulitan dalam berbicara atau memahami bahasa indonesia. sehingga itu membuat saya diam-diam, malu-malu dan tidak bearni berbicara atau bergaul dengan teman-teman atau staf/dosen di kampus. Tetapi dalam semua keterbatasan atau kesulitan saya itu saya tidak pernah berpikir untuk menyerah. Tetapi saya tetap belajar untuk banyak mendengar dan memahami setiap kata-kata pembicaran dari teman-teman bahkan staf/dosen, akhinya lambat-laun saya juga mulai berani berbicara dan menyesuaikan diri dengan bahasa, buadaya, lingkungan baik di kampus maupun di tempat pelayanan diman saya ditempatkan untuk melayani. Hingga saya selesai dari STTJKI.
 
        Apa yang terjadi di tahun kedua untuk membuatnya lebih baik? Di tahun kedua saya mulai berani untuk bergaul atau menyesuaikan diri dengan semua keadaan di kampus bahkan jemaat di tempat pelayanan. Dan juga dapat banyak dukungan motivasi bahkan semangat dari teman-teman, kaka-kaka tingkat dan juga para staf/dosesn kepada saya. Salah satu dosen yang selalu memberikan saya banyak semangat dan mengajak saya untuk ikut bersama dalam pelayanan ektensi itu yang sangat membuat saya mau untuk maju terus dalam melyani Tuhan bahkan dalam kuliah saya hingga saya selesai dari STTJIKI.
        Dapatkah saudara memberi kami lebih banyak perincian tentang pelayanannya di Sulawesi? Orang seperti apa? Saya sekarng lanjut kuliah S2 di STTF Mkassar. Namun jika waktu tidak kuliah atau libur saya pergi ke parepare untuk bantu pelayanan di Sidarap. jaraka makassar-Parepare 150 kg saya mengenderai sepada motor setiap weekend merupakn lanjutan pelayanan satu tahun sebelumnya masa KPL dari STTJKI. Yang saya kerjakan bersama-sama dengan bapak. Apri Aryanto yang sebagai mentor lapangan beliau amuni dari STTJKI juga yang berkelurga dan sudah menetap di kota Parepare sulawesi selatan. Fokus pelayanan utama yang kami kerjakan adalah misi menjangaku orang-orang asli bugis. Kepercayaan suku Bugis adalah mayoritas Islam. Selain Islam, kepercayaan suku Bugis lainnya adalah sistem kepercayaan To Lotang. Sistem kepercayaan To Lotang memiliki pengikut sebanyak 15 ribu jiwa. Masyarakat yang menganut sistem kepercayaan To Lotang tinggal di wilayah Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidenreng Rappang dan kabupaten Sidrap bagian pedalaman sebelah selatan. Sistem kepercayaan To Lotang didirikan oleh La Panaungi. Kepercayaan ini ada karena pendirinya mendapatkan ilham dari Sawerigading. Sawerigading adalah jenis kepercayaan yang memuja Dewata Sawwae. Kitab suci bagi penganut sistem kepercayaan ini adalah La Galigo. Isi yang terkandung dalam kitab tersebut diamalkan turun-menurun secara lisan dari seorang uwak atau tokoh agama kepada para pengikutnya. budaya kehidupan setiap hari orang Bugis adalah pekerja keras dan pengusaha karena rata pekerja suadah mulai dari dibawah usia 13 tahun keatas sampai tua. Sehingga kami pun membuka bebrapa usaha sebagai identitas diri agar kami bisa cepat di terima oleh orang-orang asli bugis. Saya bekerja sama dengan bapak Apri Aryanto. Beliau memiliki dua usaha yang bisa dikerjakan sebagai sarana pendekatan dan pemberitan injil kepada orang-orang Bugis. Yaitu usaha produksi atau penjual kopi dan usaha pembuat bata merah. 
Memproduksi kopi Pembuat bata merah.



        Apakah mereka terbuka untuk kekristenan? Respon orang-orang bugis tentang pemberitaan Injil melalui kegiatan usaha kopi dan pembuat bata merah yang selama ini saya lakukan. selama ini karena budaya kehidupan setiap hari orang Bugis adalah pekerja dan pengusaha semua. Sehingga ketika shering atau bercerita tentang usaha itu mereka sangat suka atau tertarik dan respon mereka pun baik. Namun ketika mulai bercerita tentang sesuatu yang mengarah ke agama atau kepercayaan itu mereka sedikit sensitif dan tertutup dan kadang mereka tidak suka untuk lanjut dalam pembicaraan itu bagi orang-orang damai yang baru berteman atau bersahabat. Sedangkan untuk teman-teman atau sahabat-sahabat lama yang sudah jadi sahabat baik lama itu mereka terbuka dan mau mendengarkan apa yang kita cerita baik itu tentang usah dan kebenaran Firman Tuhan. Walaupun mungkin mereka terima atau tidak. Sehingga untuk berita Injil itu benar-benar tersampaikan kepada mereka itu harus butuh waktu yang cukup lama. Agar terlebih dahulu membangun hubungan persahabatan, pertemanan atau persaudaraan yang erat melalui usaha-usaha yang dilakukan sehingga dari situlah berita Injil bisa tersampaikan dan mereka bisa terima. Itu yang saya rasakan selama masa pelayanan di Sulawesi Selatan di tiga daerah titik penjagkauan yaitu di kota Parepare, kab. Pindrang dan kab. Sidrap.
Bagaimana perkembangan gerejanya? Kami juga tergerak hati untuk melayani membuka persekutuan ibadah untuk orang-orang masa yang tidak terlayani di daerah Pindarn dan Sidrap. 
            Orang-orang suku Mamasa secara identitas agama adalah mayoritas Agama Kristen yang sedang datang dari daerah mereka sebagai pendatang untuk mencari pekerjaan di daerah kabupaten Sidrap. Mereka dipekerjakan oleh orang-orang Asli Bugis yang sebagai pemilik usaha bata merah selama bertahun-tahun sampai sekarang. Selama mereka bekerja di tempat tersebut mereka kehilangan persekutuan ibadah, baca Firman Tuhan, bahkan doa Pribadi dan hal ini di buktikan melalui persekutuan yang kami mulai buka dari awal sampai saat ini. Jadi saya bisa katakan sebenarnya mereka pun kehilangan sang juru selamat dalam diri mereka, walaupun hanya identitasnya sebagai orang Kristen, namun tidak secara langsung kalau mereka pun adalah jiwa-jiwa yang sudah terhilang dari hadapan Tuhan selama bertahun-tahun. pada waktu dua tahun lalu saya memulai persekutuan ibadah doa dan baca firman berawal dari satu keluarga yaitu keluarga bapak Dippa di Lomppoe kabupataen Sidarap. Dari satau keluarga tersebut beberapa keluraga yang datang bergabung untuk ibadah di setiap hari minggu, hingga sekarang suadah membuka tiga persekutuan baru lagi di daerah sidrap sulawesi selatan. Yaitu Pos Pi Kampung Dare, Pos Pi Dotabojo, Pos Pi Patananka dan Pos PI Polawali Suppa kab. Pindaran.
        Pada awal memulai membina anggota jemaat orang-orang suku Mamassa di Sidrap. mereka tidak bisa berdoa, membuka Alkitab pun mereka tidak tahu bahkan mengajak untuk shering tentang Firman Tuhan pun mereka tidak berani untuk omong. Dan benar-benar kami mulai membina mereka dari nol tetapi, dengan lambat laun mereka sekarang mualai berani shering, tentang firman Tuhan. Bahkan ada beberapa yang sudah terlibat dalam pelayanan memimpin pujian, dosa syafat, doa persembahan dan juga ada yang sudah menceritakan firman Tuhan.

Natalan tahun 2018 di Pos PI Watangpulupu Natalan tahun 2019 di Dotabojo Sidrap







Mengajar anak-anak sekolah minggu di patananka. Anaka-anak sekolah minggu di km. dare







        Apa rintangan terbesar bagi orang yang memahami injil? Yang menjadi rintangan bagi orang bungis untuk memahami berita injil adalah seperti yang sebut diatas bahwa mereka adalah mayoritas Isalam yang cukup fantaik dan mereka tidak cepat untuk terbuak terhadap ajran atau kepercayaan yang lain. sehingga ketika kita membahas tentang agama termasuk kepercayaan mereka cepat tertutup terhadap pembicaraan. Tetapi mereka suka mendengar atau berbecerita jika membahas tentang usaha atau bisnis. Sehingga untuk berita injil itu bisa disampaikan kepada mereka harus betul-betul butuh waktu yang lama supaya melalui proses, membangun usaha dengan mereka agar terjalin hubungan persaudaran atau persahbatan yang dekat, sehingga bisa memberitakan berita injil kepada mereka. 
        Sedangakan yang menjadi rintangan bagi orang Suku Mamasa. Mereka memiliki beberapa persoalan yang membuat mereka kurang berfokus dalam bekerja dan beribadah. Karena mereka mengutang dari bos bata mereka yang nilainya cuku besar dan mereka tidak setia pada satu bos yang memberikan mereka pekerjaan tetapi suka pinadh-pindah ke tempat yang baru dan bos yang baru seperti itu terus. Sehingga menjadi kendala bagai kami sebgai pelayan pun tidak bisa membibimbing mereka atau mengajarkan firman Tuhan di suatu tempat yang menetap. Namun juga ikut pindah dari satu tempat ke satu tempat sesuai dengan tempat dimana mereka bekerja. Dan itu juga membuat waktu tidak efektif untuk melayani mereka terkadang.
        Bagaimana bisa Ferius jadi "cahaya"? Untuk samapai saya menjadi cahaya bagai mereka belum. Namun ada beberapa hal yang saya lakukan untuk mereka adalah mendokan mereka, membaca Alkitab, membaca buku-buku renungan atau beberapa buku yang berkaitan dengan misi/penginjilan. Setelah itu mengunuungi mereka dengan cara menjual kopi. Ketika bertemu dengan mereka cerita tentang keluarga, usaha dan menceritkan berkat Tuhan secara umum itu bagi orang-orang bugis.
Kalau untuk orang suku Mamasa yang kita sedang membina mereka dengan firman. Setiap mengunjungi menceritkan firman dan mendokan mereka. Itu yang saya lakukan dalam pelayanan sekarang di sulawesi selatan.
        Bagaimana dia berbicara tentang yesus? Saya bercerita tentang Yesus Kristus adalah Tuhan yang penuh kasih yang menjermah menjadi manusia yang penuh dengan Rohkudus, berkuasa mengadakan banyak mujizat-mujizat, membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang dari berbagai penyakit, dan pada akhirnya Dia dihukum, disiksa mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia. dan pada hari ketiga Dia benar-benar bangkit dari kematian naik ke sorga dan Dia berjanji Dia akan kembali untuk menghakimi manusia. sehingga barangsiapa percaya kepadaNya ia akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi barang siapa yang tidak percaya akan dihukum. 
        Bagaimana dia mencoba untuk bertindak seperti yesus? secara pribadi cara yang saya lakukakan untuk orang yang belum mengenal Tuhan yaitu melului kunjungan jual kopi. setiap hari Selasa Samapi dengan hari Sabtu malakukan PI mendatangi atau berkunjung ke tempat kerja orang-orang damai yang sudah menjadi target PI, dengan alasan menawarkan atau mempromosikan kopi. Dengan demikian penulis, bisa melakukan penginjilan dengan cara shering-shering tentang hal-hal yang mereka kerjakan, atau kehidupan keluarga dan lain-lain. Penulis pun memberikan semangat, motivasi, mengingatkan dalam mengingat Tuhan melalui sembahyang solat, menjaga kesehatan, dll. Sebagai bukti perhatian kepada mereka, dan dengan demikian selama ini mereka mengatakan mereka merasa senang dengan keberadaan kunjungan penulis setiap bertemu dengan mereka tanpa ada kecurigaan terhadap penulis karena mereka tahu kalau penulis benar-benar penjual kopi.
        Salah satu cara juga yang saya lakukan agar setiap minggu bisa mengunjungi mereka ialah penulis menawarkan kopi kepada mereka yang belum bisa beli mereka bisa bon atau kopi dikasih dulu bayarannya bisa kapan-kapan saja. Dengan demikian penulis berani untuk mengunjungi mereka setiap Minggu dengan alasan menagih bahkan setiap menagih pun menitipkan kopi yang baru lagi begitu tersus. Sehingga dengan demikian penulis memiliki banyak waktu untuk bercerita tentang Injil kepada mereka dan itulah yang menjadi target PI penulis. meskipun Pemberitaan Injilnya sekarang pun masih dalam tahapan-tahapan atau proses. Karena untuk Injil itu tersampaikan sampai orang itu percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat, pasti butuh waktu yang cukup lama untuk orang bisa menjadi percaya.

Sabtu, 19 Februari 2022

Pentingnya Kesetaraan Pendidikan bagi Anak-Anak pedalaman

Gambar: 1 Potret Anak sekolah SD di pedalaman Meidodga kab. Pegunungan Arfak Papua barat.

Masalah Pendidikan di pedalaman Papua.

Cerita kegelisahan anak sekolah.
Aku  Anak sekolah Tetapi, Aku Tidak Pernah Mendapatkan Pendidikan Yang layaknya seperti anak sekolah pada umumnya. Aku memiliki semangat untuk belajar yang tinggi namun, saya tidak mengerti bagaimana saya belajar yang benar karena tidak ada yang mengajarkan cara itu kepada ku. Dengan semangat ku setiap hari ku bangun pagi mandi memaikai atribut sekolah layaknya anak sekolah selalu hadir di gedung sekolah bersama dengan teman-teman ku kami berhadapan dengan meja, bangku, papan tulis tanpa seorang pengajar alias guru dari tahun ke tahun hingga sekarang usia ku sudah lebih dari usia anak SD (sekolah dasar).  

Masalah Kurangnya tenaga pendidik menambah daftar panjang penderitaan dunia pendidikan di pedalaman. 
Tenaga pendidik (guru) merupakan komponen terpenting yang harus ada di dalam proses belajar-mengajar ,( sekolah) selain siswa itu sendiri. Tidak jarang saat siswa sudah semangat datang ke sekolah mereka harus kecewa karena tidak ada guru yang datang. Distribusi guru antara pedalaman dengan perkotaan memang berbanding terbalik di perkotaan kelebihan tenaga guru sedangkan di pedalaman tenaga guru masih sangat kurang. 

Keterbelakangan perkembangan pendidikan di wilayah pedalaman Papua masih menjadi catatan penting bagi para pemerintah dalam mewujudkan sila kelima yang berkaitan dengan penerapan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi sebuah tolok ukur yang harus ditanamkan, secara khusus berkaitan dengan pendidikan. Wilayah pedalaman Papua masih mengalami kekurangan dalam hal pelestarian pendidikan, keadilan dan pemerataan dalam proses pendidikan setidaknya menjadi solusi bagi perkembangan dunia pendidikan di wilayah pedalaman Papua itu sendiri. 

Pendidikan merupakan wadah penting yang menjadi titik krusial pembentukan mental, spititual, sekaligus dan intelektualitas bagi generasi bangsa. berbicara mengenai pendidikan di Indonesia memang tidak ada habisnya. Mulai dari prestasi-prestasi anak didik kita di tingkat nasional maupun international hingga rendahnya kualitas pendidikan di daerah terpencil. Masih kurangnya tenaga pengajar, sarana, dan prasarana menjadi salah satu faktor penyebab pendidikan di daerah terpencil terkesan tertinggal. Tak jarang kurangnya perhatian pemerintah itu mengesankan bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia belum benar-benar adil seperti apa yang tercantum dalam UU 1945. 

Sesuai dengan amanat Undang"Undang dasar 1945 pasal 31:
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. (4) negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk Kemajuan peradaban Serta kesejahteraan umat manusia. 

Pentingnya Pendidikan bagi manusia. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupunkelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan.
Pendidikan menjadi sentral perubahan hidup manusia secara seutuhnya, bahkan pendidikan pula menjadi sentral perubahan dunia. Sebagaimana Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan mengatakan bahwa; "Pendidikan merupakan senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia". 
Pendidikan membawa seorang manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya, sehingga ia dapat memanusiakan manusia yang lainnya. Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk membasmi kebodohan dari hidup manusia. 

Ada pula beberapa pengertian tentang pendidikan menurut beberapa ahli. Menurut Dewantara, "pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak (Usman, 2014). Dalam GBHN Tahun 1973 dikemukakan pengertian pendidikan yakni “suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, yang dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah, dan berlangsung seumur hidup. Dalam UU RI Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, disebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang." 

Kesimpulan

Dari pengertian-pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa;
 pertama, pendidikan berlangsung seumur hidup. 
Kedua, tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia, tanggung jawab guru, tanggung jawab orang tua, tanggung jawab masyarakat, dan tanggung jawab pemerintah. 
Ketiga, pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena dengan pendidikan manusia memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, menjadi manusia seluruhnya untuk mengubah dunia.


"Kami Butuh Pembangunan Manusia SDM melalui Pendidikan. Bukan Pembangunan Infrastruktur dan DOB (Daerah Otonomi Baru)".!

             sumber: Analisis

Makassar, 19 Februari 2022

Penulis: Ferius Feliks Iba


Langkah-langkah persiapan Berani Menikah Mengakhiri masa Lajang

Ada beberapa langkah persiapan menjalani pernikahan kristen.  1. Doa dan Pertimbangan: Berdoa dan merenungkan apakah Anda siap u...